Di tempat itu….

“Aku tunggu kamu ditempat itu, tempat pertama kali bertemu…”

Pesan singkat itu tiba-tiba berjalan perlahan di otakku. Berputar mencari tau siapa gerangan sang misterius yang mengirimkan pesan ini.

Belum sempat aku menyusun diksi yang tepat untuk membalasnya, tiba-tiba “new received message”.

“ tempat dimana hujan menjadi saksi rasa penasaranku padam. Tempat dimana secangkir kopi tersa lebih manis, dan tempat pertama kalinya engkau mengijinkanku memanggilmu “cinta, aku tunggu di tempat itu sebelum matahari terbenam, ya aku menunggumu ”

Bayangannya seketika muncul… “dia”

Ya… dia yang pertama kali mengatakannya

Dia yang pertama kali berucap “ aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu menjadi api yang menjadikan abu, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada“

Dia… seorang pujangga yang meluluhlantahkan sekeping rindu di hatiku

Dia …yang menyeka cemburu menjadi rindu.

Tiba-tiba aku teringkat kisah 2 tahun yang lalu, bagaikan  kisah serimu malam yang tak pernah terlupakan

Engkau datang dengan membawa gitar klasik berwarna coklat kehitaman, engkau nyanyikan lagu itu

Engkau mengaransemen musiknya tanpa mengubah lagu itu untuk itu

Dan saat ini engkau dating kembali.

Bergegas aku mendatangi tampat itu, rindu yang terpendam mulai memuncak

Namun…. Tuhan berkendaklah lain

Mobil ambulance tengah membawa seseorang yang mengalami kecelakaan 5 menit yang lalu…

Dan itu.. itu … dia

tuhan bila waktu dapat kuputar kembali
sekali lagi untuk mencintanya
namun bila waktuku telah habis dengannya
biarkan cinta ini, biarkan cinta ini
hidup untuk sekali ini saja

 

Leave a comment